Rabu, 12 Oktober 2011

LP PPOM


A.Pengertian
PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru berupa memanjangnya periode ekspira yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran nafas dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa observasi beberapa waktu (Mansunegoro, 1992).
Termasuk dalam kelompok PPOM adalah Bronkhitis Kronik, Emfisema Paru dan Asma :
- Bronkhitis Kronik didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung secara 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut (Brunner dan Suddarth, 2002 : 600).
- Emfisema Paru didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara diluar Bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli (Brunner dan Suddarth, 2002 : 602).
- Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu (Brunner dan Suddarth, 2002 : 611).
B. Etiologi
Etiologi penyakit ini belum diketahui.
Timbulnya penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor resiko yang terdapat pada penderita antara lain:
1. Merokok sigaret yang berlangsung lama
2. Polusi udara
3. Infeksi paru berulang
4. Umur
5. Jenis kelamin
6. Ras
7. Defisiensi alfa-1 antitripsin
8. Defisiensi anti oksidan dll
Pengaruh dari masing-masing faktor-faktor resiko terhadap PPOM adalah saling memperkuat dan faktor merokok dianggap yang paling dominan dalam menimbulkan penyakit ini ( Dharmago & Martono, 1999 : 383 ).
C. Manifestasi Klinik
1. Batuk yang sangat produktif, puruken, dan mudah memburuk oleh iritan-iritan inhalan, udara dingin, atau infeksi.
2. Sesak nafas dan dispnea.
3. Terperangkapnya udara akibat hilangnya elastisitas paru menyebabkan dada mengembang.
4. Hipoksia dan Hiperkapnea.
5. Takipnea.
6. Dispnea yang menetap
( Corwin , 2000 : 437 )
D. Patofisiologi
Faktor – faktor resiko yang telah disebutkan diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminal.Akibat dari kerusakan yang timbul akan terjadi obstruksi bronkus kecil atau bronkiolus terminal, yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi.Udara yang pada saat inspirasi mudah masuk ke dalam alveoli, saat ekspirasi banyak yang terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara atau air trapping. Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak nafas dengan segala akibat – akibatnya.Adanya obstruksi dini saat awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi ( Dharmojo & Martono,1999 : 384 )
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk penderita PPOM usia lanjut, sebagai berikut :
1. Meniadakan faktor etiologik atau presipifasi
2. Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara.
3. Memberantas infeksi dengan antimikrobia. Apabila tidak ada infeksi anti mikrobia tidak perlu  diberikan.
4. Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator ( Aminophillin dan Adrenalin ).
5. Pengobatan simtomatik ( lihat tanda dan gejala yang muncul )
- Batuk produktif beri obat mukolitik / ekspektoran
- Sesak nafas beri posisi yang nyaman (fowler) , beri O2
- Dehidrasi beri minum yang cukup bila perlu pasang infus
6. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
7. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan, O2 harus diberikan dengan aliran lambat : 1-2 liter/menit.
8. Mengatur posisi dan pola bernafas untuk mengurangi jumlah udara yang terperangkap.
9. Memberi pengajaran mengenai tehnik-tehnik relaksasi dan cara-cara untuk menyimpan energi.
10. Tindakan “Rehabilitasi” :
- Fisioterapi, terutama ditujukan untuk membantu pengeluaran sekret bronkus.
- Latihan pernafasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan pernafasan yang paling efektif baginya.
- Latihan, dengan beban olah raga tertentu, dengan tujuan untuk memulihkan kesegaran jasmaninya.
- Vocational Suidance : Usaha yang dilakukan terhadap penderita agar sedapat-dapat kembali mampu mengerjakan pekerjaan semula.
- Pengelolaan Psikososial : terutama ditujukan untuk penyesuaian diri penderita dengan penyakit yang dideritanya (Dharmajo dan Martono, 1999 : 385).
B. Diagnosa Keperawatan PPOM
a)      Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal.
b)      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-perfusi
c)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea
d)     Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas, malnutrisi
e)      Kurang pengetahuan tentang kondisi/tindakan berhubungan dengan kurang informasi.
C. Intervensi PPOM
a)      Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal.
Intervensi :




Mandiri :
·                     Auskultasi bunyi nafas
·                     Kaji frekuensi pernapasan
·                     Kaji adanya dispnea, gelisah, ansietas, distres pernapasan dan penggunaan otot bantu pernapasan
·                     Berikan posisi yang nyaman pada pasien : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
·                     Hindarkan dari polusi lingkungan misal : asap, debu, bulu bantal
·                     Dorong latihan napas abdomen
·                     Observasi karakteristik batuk misalnya : menetap, batuk pendek, basah
·                     Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung
·                     Berikan air hangat
Kolaborasi :
·                     Berikan obat sesuai indikasi : bronkodilator, Xantin, Kromolin, Steroid oral/IV dan inhalasi, antimikrobial, analgesik
·                     Berikan humidifikasi tambahan : misal nebuliser ultranik
·                     Fisioterapi dada
·                     Awasi GDA, foto dada, nadi oksimetri
b)      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-perfusi
Mandiri :
·                     Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan alat bantu pernapasan
·                     Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien memilih posisi yang mudah untuk bernapas
·                     Kaji kulit dan warna membran mukosa
·                     Dorong mengeluarkan sputum,penghisapan bila diindikasikan
·                     Auskulatasi bunyi nafas
·                     Palpasi fremitus
·                     Awasi tingkat kesadaran
·                     Batasi aktivitas pasien
·                     Awasi TV dan irama jantung
Kolaborasi :
·                     Awasi GDA dan nadi oksimetri
·                     Berikan oksigen sesuai indikasi
·                     Berikan penekan SSP (antiansietas, sedatif atau narkotik)
·                     Bantu intubasi, berikan ventilasi mekanik
c)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea
Intervensi :
Mandiri :
·                     Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Evalusi berat badan
·                     Auskultasi bunyi usus
·                     Berikan perawatan oral sering
·                     Berikan porsi makan kecil tapi sering
·                     Hindari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat
·                     Hindari makanan yang sangat panas dan sangat dingin
·                     Timbang BB
Kolaborasi :
·                     Konsul ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah dicerna
·                     Kaji pemeriksaan laboratorium seperti albumin serum
·                     Berikan vitamin/mineral/elektrolit sesuai indikasi
·                     Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi
d)     Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas, malnutrisi
Intervensi :
·                     Awasi suhu
·                     Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan msukan cairan adekuat
·                     Observasi warna, karakter, bau sputum
·                     Awasi pengunjung
·                     Seimbangkan aktivitas dan istirahat
·                     Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat
Kolaborasi :
·                     Dapatkan spesimen sputum
·                     Berikan antimikrobial sesuai indikasi
e)      Kurang pengetahuan tentang kondisi/tindakan berhubungan dengan kurang informasi.
·                     Jelaskan proses penyakit
·                     Jelaskan pentingnya latihan nafas, batuk efektif
·                     Diskusikan efek samping dan reaksi obat
·                     Tunjukkan teknik penggunaan dosis inhaler
·                     Tekankan pentingnya perawatan gigi /mulut
·                     Diskusikan pentingya menghindari orang yang sedang infeksi
·                     Diskusikan faktor lingkungan yang meningkakan kondisi seperti udara terlalu kering,      asap, polusi udara. Cari cara untuk modifikasi lingkungan
·                     Jelaskan efek, bahaya merokok
·                     Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas, aktivitas pilihan dengan periode istirahat
·                     Diskusikan untuk mengikuti perawatan dan pengobatan
·                     Diskusikan cara perawatan di rumah jika pasien diindikasikan pulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar